Srawungku Karo Sastra Jawa

Home » » Riwayat Pekerjaan

Riwayat Pekerjaan

Saya menjelang lulus dari SMP sudah harus hidup sendiri, dan bekerja sendiri. Penghasilan pokok saat itu loper koran Djawa Pos (1950).


Menjadi karyawan Rumah Sakit Kelamin di Jl. Dr. Sutomo Surabaya, 1952. Tidak kerasan, karena tidak ada pekerjaan tulis-menulis.

Tahun 1952 melamar jadi calon operator teleprinter Jawatan Pos dan Telegrap (negeri), lulus menjadi pegawai tetap pada tahun 1953 – 1960. Keadaan menjadi baik, bisa tulis –menulis, maka disela pekerjaan (pagi-pagi sebelum kantor telegrap mulai hubungan) sudah mengetik cerita untuk majalah. Mulai mengisi tulisan di majalah dan suratkabar (suratkabar hanya di Surabaya, tidak ada honorariumnya!). Karena longgar, maka bisa meneruskan sekolah di SMAK St. Louis (1954-1956).

Tahun 1960, pindah pekerjaan ke Perusahaan Dagang Negara Djaya Bhakti, suatu perusahaan dagang milik pemerintah, yang meperdagangkan semen gresik dan penyalur kain pampasan perang dari Jepang. Maka Djaya Bhakti adalah perusahaan negara yang karyawannya mendapat gaji dan kemudahan yang sangat besar. Makmur. Saya menikah dengan karyawati sejawatan. Hidupnya makmur. Meski begitu, saya masih juga sempat mengarang cerita. Kedekatannya dengan orang-orang suratkabar (Basuki Rachmat, Farid Dimyati, Purnawan Condronegoro, Ruba’I, dll) membuat kepengarangan saya bisa cepat terbit. Hal itu dijalani antara 1960-1967.

Tahun 1967, hanya orang-orang yang mau ikut SOKSI (embrio Golkar) yang boleh tetap menjadi pegawai Djaya Bhakti. Saya dan istri keluar. Dapat pesangon, dibelikan pekarangan dekat sekali dengan rumah kontrakan (depan rumah Rangkah 5/25). Saya mencoba hidup hanya dengan menulis. Tiap hari mengetik cerita, tulisan dikirim ke CV. Gema Solo, pimpinan Kho Ping Hoo. Tiap naskah, begitu dikirim, begitu diberi honorarium Rp. 6.000,00. Tiap bulan bisa dua naskah (cerita silat) 40 -60 halaman. Sayangnya penerbitannya tidak secepat masuknya naskah. Sehingga saya merasa menerima gaji buta. Karangan belum dimuat, honorariumnya sudah. Maka terpaksa tidak mengarang dulu. Dicoba dagang kapok, karena tetangganya pegawai PT. Kapok. Menjual kapok ke Bandung, pernah bawa tiga truk sekaligus. Kebetulan bapak mertuanya sakit keras di Ngombol, istri dan dua anak saya dibawa ke Ngombol. Pulang dari Bandung, saya singgah di Ngombol. Pulang ke Surabaya sendirian. Uang modal berdagang digamblokkan dengan temannya, yang bekerja dagang menyuplai barang-barang kebutuhan karyawan Semen Gresik. Saya Juga ikut mengurusi. Di sela itu saya tetap mengetiki cerita, tetapi tidak lagi khusus untuk Kho Ping Hoo.

Tahun 1968, setelah ayah mertua meninggal, bekerja sebagai pedagang bersama temannya dirasa kurang sesuai bakat. Maka modal yang dititipkan pada t eman diambil, digunakan untuk membangun rumah di pekarangan yang telah dibeli hasil uang pesangon. Hasilnya hanya mampu membuat pondasi. Saya kembali berniat mencari rejeki hanya dengan mengarang. Hubungannya dengan para wartawan/redaktur majalah akrab, terutama Basuki Rachmat dan Farid Dimyati. Pada waktu itu mereka berdua sedang punya pekerjaan membantu Pejabat Walikota Surabaya Soekotjo, walikota jaman baru. Walikota menerbitkan Majalah Gapura. Oleh Basuki dan Farid, Saya ditawari pekerjaan sebagai redaksi dan pengelola Majalah Gapura. Sejak 1968 itu juga saya bekerja sebagai pengelola Majalah Gapura, berkantor di Kantor Walikota Surabaya.

Senyampang di kantor Walikota, saya dianjurkan melamar jadi pegawai. Tahun 1969 menjadi calon pegawai, tahun 1971 disumpah menjadi pegawai tetap, bekerja di Bagian Humas. Begitu dijalaninya hingga pensiun 1988.

Karena bekerjanya di Humas, hubungannya dengan wartawan, suratkabar, serta masyarakat akrab. Dunia kepengarangannya pun mendapat trobosan diterbitkan di majalah dan surat kabar. Jaman itu (Orde Baru, subsidi kertas untuk penerbitan sudah dihapus), tulisan di majalah ataupun suratkabar mendapat honorarium. Karya saya bisa menembus suratkabar, majalah, penerbitan buku di Jakarta, sehingga (meskipun samben) pendapat dari hasil tulisannya pun lumayan. Karena kegiatannya menulis, beberapa kali saya diminta membantu khusus panitia penulisan, yang untuk itu diperlukan permohonan izin khusus dibebaskan dari tugas rutin Humas, tetapi tetap diperlakukan sebagai pegawai Humas. Antara lain tugas penelitian Hari Jadi Kota Surabaya (1973) sampai berakhir pembuatan/penerbitan buku Hari Jadi Kota Surabaya (1975), penggarapan Master Plan Surabaya 2000 (1975), penulisan sejarah Pertempuran 10 November 1945 (1986), Sejarah Pers Jawa Timur (1987), Sejarah Panglima-panglima Brawijaya 1945 – 1990 (1988).

Setelah pensiun (1988), saya sekali lagi mau hidup hanya dengan menulis. Hasil penulisan sangat banyak, tetapi hanya bisa untuk cerita sambung di koran. Pemuatan di koran, tidak bisa mengejar hasil karya yang ditulisnya. Maka keuangan rumah tangganya terbengkalai. Seorang anaknya baru masuk ke ITS, seorang lagi masih SMA. Belum ada yang membantu penghasilan. Sehingga mencicil rumah YKP pun tertunda-tunda hingga dapat peringatan dari pengembang (tahun 1988-1990).

Tahun 1990, oleh Arswendo Atwowiloto saya ditawari pekerjaan jadi redaktur majalah bahasa jawa Praba di Yogyakart (bekerja sama dengan Kompas/Gramedia). Gajinya Rp. 500.000,00 per bulan. Dengan begitu maka persoalan keuangan rumah tangga beres. Sayang, sampai Januari 1991, Praba tidak dapat izin terbit dari Menteri Penerangan. Maka kegiatan penerbitan diakhiri. Saya kembali ke Surabaya.

Tapi tahun itu juga, oleh N. Sakdani Darmopamoedjo, Saya ditawari mengelola majalah bahasa Jawa “Jawa Anyar”, yang kerja sama dengan Jawa Pos. Untuk mengelola Jawa Anyar saya bekerja di Solo. Tahun 1993, redaksi Jawa Anyar dipindah ke Karah Agung Surabaya. Tahun itu putra no 1 sudah bekerja di Jakarta. Putra nomer 2 sudah menikah. Putra nomer 3 akhir kuliah ITS. Putra nomer 4 juga di ITS tetapi sudah bisa cari uang sendiri. Beban rumah tangga sudah longgar. Maka saya mengundurkan diri dari Jawa Anyar. Sementara karya tulisan saya selalu laku dimuat bersambung dikoran-koran besar. Maka sejak itu saya tidak bekerja lagi kepada siapa-siapa, tetapi tetap menulis cerita. Menjadi pengarang merdeka.

Tags:

1 comments to "Riwayat Pekerjaan"

Leave a comment