Srawungku Karo Sastra Jawa

Home » » Mencari Sarang Angin, Sebuah analisis struktural genetik

Mencari Sarang Angin, Sebuah analisis struktural genetik

NOVEL “MENCARI SARANG ANGIN” KARYA SUPARTO BRATA
SEBUAH ANALISIS STRUKTURAL GENETIK.
Oleh: Dwi Purwitasari, NIM C 0201027, 2005.
Skripsi Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra dan Seni Rupa,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Abstrak.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1). Bagaimanakah struktur teks yang meliputi penokohan, latar, dan aspek tematis (tema dan amanat) dalam novel MSA; 2). Bagaimanakah hubungan antara novel MSA dan riwayat hidup pengarang, kondisi sosial historis zamannya, serta hubungan MSA dengan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya?; 3). Bagaimanakah genetik MSA?
Tujuan penelitian ini adalah: 1). Mendeskripsikan unsur struktur dalam novel MSA yang meliputi penokohan, latar, dan aspek tematis yang meliputi tema dan amanat sebagai langkah awal dalam analisis struktural genetik; 2). Mendeskripsikan hubungan antara MSA dengan riwayat hidup pengarang, MSA dengan kondisi sosial historis zamannya, serta MSA dengan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya; 3). Mendeskripsikan genetik MSA.
BAB VII
PENUTUP
(hal. 117 – 121)
A. Simpulan.
Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Novel “Mencari Sarang Angin” Karya Suparto Brata: Sebuah Analisis Struktural Genetik meliputi analisis struktural dan analisis struktural genetik.
1. Analisis struktural genetik tidak meninggalkan teori struktural. Namun pengertian struktur dalam pembahasan struktural genetik bukanlah harus struktur secara utuh. Unsur-unsur struktural di sini tidak harus dikupas secara lengkap, tetapi cukup diambil pada unsur-unsur yang mempunyai relevansi dengan analisis struktural genetik. Dengan demikian unsur-unsur yang membangun secara instrinsik dapat dilihat koherensinya di dalam analisis struktural genetik sesuai dengan permasalahan yang dikerjakan.
Analisis struktural dipusatkan pada dua tokoh hero yaitu Darwan dan Yayi. Darwan adalah seorang keturunan bangsawan Surakarta Hadiningrat yang berpendidikan dan terpelajar, hidup merantau ke Surabaya menjadi penulis (wartawan) di percetakan di Surabaya dan hidup mandiri tanpa menggunakan sedikitpun kekayaan yang dimiliki orang tuanya dan meninggalkan gelar kebangsawanannya dan semua yang didapat selama hidup di Istana. Ia tergolong penulis (wartawan) yang sukses meskipun semasa perjalanan karirnya sempat mengalami jatuh bangun karena situasi perang dan revolusi yang terjadi pada saat itu (1935-1950). Yayi adalah seorang wanita pribumi yang cantik, modern, berpendidikan, dan hidup mandiri lepas dari orang tuanya karena dituduh sebagai pemberontak mengikuti organisasi nasional! Ia seorang yang menekuni profesinya sebagai wartawan. Kemudian kedua tokoh tersebut direlasikan dengan tokoh-tokoh yang lain sehingga akan tampak hubungan di antara tokoh hero dengan tokoh yang lain.
Latar Mencari Sarang Angin adalah Surabaya dan sekitarnya, Yogyakarta, dan Surakarta. Latar waktu menunjukkan rangkaian peristiwa dalam Mencari Sarang Angin yang terjadi pada tahun 1935-1950 ketika bangsa Indonesia diduduki Belanda, Jepang, dan masa revolusi. Sedangkan latar sosialnya adalah kehidupan kaum seni/sastra khususnya dunia jurnalis dan kehidupan berpolitik yaitu bangsa Indonesia saat itu berjuang mendapat dan mempertahankan kemerdekaan.
Tema dalam Mencari Sarang Angin adalah mengenai kehidupan seorang bangsawan yaitu Darwan dalam menghadapi hidup yang mandiri lepas dari kekayaan orang tua dan gelar kebangsawanannya serta mempertahankan karirnya sebagai penulis (wartawan) ketika negara sedang mengalami perang pada kurun waktu 1935-1950. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah agar pembaca dapat mengerti sejarah di masa lampau sehingga bisa menghargai perjuangan pejuang pada masa itu, dan diharapkan pembaca dapat menyiasati hidupnya yang terus aktif agar dapat menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengarang telah berhasil membangun unsur-unsur yang terdapat dalam Mencari Sarang Angin sebagai kesatuan makna totalitas. Masing-masing unsur saling mendukung satu sama lain.
2). Antara struktur karya sastra dengan struktur sosial terdapat hubungan karena keduanya merupakan produk dari aktivitas strukturasi yang sama. Akan tetapi hubungan antara struktur sosial dan struktur karya sastra tidak dipahami sebagai hubungan yang langsung melainkan diperantarai oleh pandangan dunia pengarang. Pengarang bukan individu yang berdiri sendiri. Ia adalah bagian dari kelompok sosial tertentu dan pada masa tertentu pula. Dengan menangkap pandangan dunia pengarang, diharapkan mendapat pemahaman terhadap arti sebuah karya sastra sebagai usaha manusia memecahkan persoalan-persoalan kehidupan sosial yang nyata, dapat dimengerti secara mendalam.
Dalam analisis struktural genetik, dicari hubungan antara MSA dengan riwayat hidup pengarang (Suparto Brata) yaitu novel MSA sedikit banyak adalah penggambaran kehidupan Suparto pada saat di Istana sebagai seorang keturunan bangsawan dan hidup merantau menjadi penulis (wartawan) di Surabaya di surat kabar/majalah-majalah demi mencukupi kehidupannya dalam kurun waktu 1935-1950. Pada saat itu Suparto melihat, mendengar, dan merasakan sendiri peristiwa sejarah yang terjadi pada masa penjajahan Belanda, Jepang, Sekutu, dan pada masa Revolusi. Selain itu Suparto menulis buku tentang Sejarah Pers Jawa Timur (1987) didanai oleh SPS Jawa Timur, dan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya (1986) didanai oleh Panitia Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan 10 November 1945, yang diketuai oleh Blegoh Sumarto (ketua DPRD Jawa Timur). Penulisan kedua buku sejarah itu dikerjakan bersama teman-temannya melalui pencatatan/penulisan dari inventarisasi data, pengumpulan data, pengumpulan buku, wawancara terhadap pelaku/saksi sejarah, menyelenggarakan diskusi, seminar, revisi draft, dan lain-lain.
Hubungan antara MSA dengan kondisi sosial historis zamannya (Suparto Brata) juga tampak ada kaitannya. Setting, latar, waktu, dan peristiwa, serta penggambaran keadaan sosial pada waktu itu benar-benar ada dalam bukti sejarah, dan yang tidak bisa kita tinggalkan adalah Suparto sendiri merupakan saksi sejarah yang hidup pada kurun waktu 1935-1950.
Hubungan MSA dengan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya yaitu Suparto juga terlihat dalam MSA tersebut. Kelompok sosial yang turut mengkondisikan dalam MSA yaitu kelompok sosial seni/sastra (dunia jurnalis) dan kelompok sosial berpolitik. Sedangkan pandangan dunia Suparto adalah humanisme dan realistis. Dari semua hubungan yang ada tersebut maka genetik (asal-usul) novel MSA dapat dicari, yaitu MSA merupakan kesaksian hidup Suparto Brata yang mengalami peristiwa sejarah dalam kurun waktu 1935-1950 yang mengalami serta menyaksikan sendiri peristiwa sejarah seperti yang ada dalam MSA yang hidup dalam kelompok sosial seni/sastra (dunia jurnalis) dan politik sehingga pandangan dunia Suparto adalah humanisme dan realistis.

B. Saran.
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat. Adapun beberapa hal yang perlu penulis sarankan adalah sebagai berikut:
1. Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati, tetapi karya sastra juga perlu dikaji dan diteliti untuk mengambil isi yang terkandung di dalamnya. Penelitian sastra dengan menerapkan pendekatan struktural genetik khususnya hendaknya dapat meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap karya sastra, sebab banyak karya sastra merupakan potret kenyataan hidup yang sarat nilai-nilai yang berguna dalam kehidupan nyata.
2. Manfaat teoritis penelitian ini, kiranya dapat dijadikan penambah pengetahuan akan teori-teori sastra yang telah ada sebab keberadaan teori-teori sastra senantiasa mengalami perubahan, penambahan, dan pengembangan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Banyak penikmat sastra yang tidak begitu suka dengan novel sejarah karena ceritanya dianggap kuno dan membosankan, padahal dari novel tersebut kita bisa banyak mengambil pelajaran dan mengetahui sejarah. Untuk itu diharapkan agar penikmat sastra untuk lebih menghargai novel sejarah.
4. Mengingat novel Mencari Sarang Angin karya Suparto Brata merupakan novel sejarah yang memuat masalah sosial, budaya, dan politik, maka untuk penelitian mendatang tidak menutup kemungkinan diteliti kembali oleh peneliti dengan pendekatan yang berbeda.

Tags: