Srawungku Karo Sastra Jawa

Home » » MENCARI SARANG ANGIN

MENCARI SARANG ANGIN




“Seorang tidak selalu harus wani ngalah luhur wekasane (berani ngalah bahagia pada akhirnya) seperti yang menjadi panutan orang jawa…. ajaran hidup yang banyak didendangkan para abdi, para petani, juga para bangsawan, dan dianjurkan oleh para guru kepada murid-muridnya. Berbantah, melawan…. Itu suatu kekuatan jasmani yang perlu dimiliki sesorang dalam mempertahankan atau memperebutkan kedudukannya,” kata Beatrix ketika Darwan berpamitan kepadanya.

Darwan memilih pergi, ketika dirinya dituduh demen dengan Kundarti yang adalah selir Kanjeng Rama-ayahnya. Meski Beatrix, teman dekatnya yang berdarah Belanda itu sangat tak setuju. Pasalnya, Kundarti dalam certia bersambung Darwan Prahara Ing Surakarta di surat kabar Dagblad Expres adalah perempuan keturunan feodal kental dan punya gagasan kerakyatan yang hebat. Bukan Kundarti yang ada di rumahnya. Darwan hanya meminjam nama.

Tapi sejatinya, Darwan memang ingin terbang ditiup angin lebih tinggi lagi. Darwan mau kehidupan yang lain dari kehidupan saudara-saudaranya yang masih mengandalkan warisan kekayaan dan keturunan kebangsawanan Surakarta Hardiningrat. Meski kepergiannya itu dicebil dengan istilah “Ngoleki susuhe angin” alias “Mencari Sarang Angin”. Mencari hikmah dari miteri kehidupan, dan yang diperoleh juga tetap misteri ….. Tidak pandang bulu keturunan ningrat atau bukan!

Penerbit : PT. Grasindo
Jl. Palmerah Selatan 22-28, Jakarta 10270
Tel (021) 53696545, Fax (021) 5491412
Website : www.grasindo.co.id

Tags:

0 comments to "MENCARI SARANG ANGIN"

Leave a comment