Sabtu 16 Mei saya bicara telepon dengan cucuku, Innocentia Alifia Putri. Sebelumnya ibunya (menantuku) menceritakan bahwa Centia suka membaca buku. Kemarin beli buku di Gramedia, pulang langsung dibaca, satu malam selesai.
“Ada buku barunya, Eyang?” tanya Centia di telepon.
“Tahun 2008 ini saya rencanakan ada tiga buku, tapi semua dalam bahasa Jawa.”
“Wah, kok bahasa Jawa. Eyang, bahasa persatuan itu kan bahasa Indonesia? Kalau buku bahasa Jawa yang baca kan cuma orang Jawa?”
“Ya memang begitu. Tapi tidak juga. Waktu Eyang di rumahmu (Elang Malindo, Jakarta), menunggui kamu ketika papa-mamamu pergi haji, tanggal 22 Desember 2007, Eyang ketamuan Pak Rob van Albada, orang Belanda. Beliau datang mencari saya khusus untuk memberikan buku kamus bahasa Jawa-Belanda garapannya. Tebalnya 1086 halaman. Eyang diberi karena Eyang ikut memperkaya entre kamus tadi. Tahun 2005 Pak Rob van Albada membaca bukuku bahasa Jawa Donyané Wong Culika/State of Deceitful People, di situ Pak Albada menemukan kira-kira 400 kata bahasa Jawa yang belum dimasukkan ke kamusnya. Jadi buku bahasa Jawa dibaca oleh orang Belanda.
“Hari Minggu tanggal 1 Juni (2008) nanti, Eyang telah terima email dari Prof. DR. George Quinn dari Australian National University, Canberra, yang merencanakan akan bertamu di rumah Eyang (Rungkut Asri, Surabaya). Antara lain untuk mendapatkan buku-buku bahasa Jawa yang baru. Jadi buku bahasa Jawa juga dibaca di Australia.
“Lalu, tahun 2006 Eyang ketamuan Prof. Jim Siegel, dari Cornell University (Amerika Serikat). Ketika pulang saya titipi buku bahasa Jawa Donyané Wong Culika dan Lelakoné Si Lan Man. Tanggal 24 Maret 2007, Eyang terima surat dari Ben Abel, atas nama John M.Echols Collection on Southeast Asia, Cornell University, bahwa dua judul buku yang dititipkan pada Prof. Jim Siegel telah diterima. Dengan tambahan dua judul buku tadi karangan Eyang yang dikoleksi oleh Cornell University ada 23 judul. Jadi, buku bahasa Jawa juga sudah, sedang dan akan dibaca di Amerika Serikat.”
Begitulah antara lain percakapan saya dengan cucuku di telepon waktu itu.
“Ada buku barunya, Eyang?” tanya Centia di telepon.
“Tahun 2008 ini saya rencanakan ada tiga buku, tapi semua dalam bahasa Jawa.”
“Wah, kok bahasa Jawa. Eyang, bahasa persatuan itu kan bahasa Indonesia? Kalau buku bahasa Jawa yang baca kan cuma orang Jawa?”
“Ya memang begitu. Tapi tidak juga. Waktu Eyang di rumahmu (Elang Malindo, Jakarta), menunggui kamu ketika papa-mamamu pergi haji, tanggal 22 Desember 2007, Eyang ketamuan Pak Rob van Albada, orang Belanda. Beliau datang mencari saya khusus untuk memberikan buku kamus bahasa Jawa-Belanda garapannya. Tebalnya 1086 halaman. Eyang diberi karena Eyang ikut memperkaya entre kamus tadi. Tahun 2005 Pak Rob van Albada membaca bukuku bahasa Jawa Donyané Wong Culika/State of Deceitful People, di situ Pak Albada menemukan kira-kira 400 kata bahasa Jawa yang belum dimasukkan ke kamusnya. Jadi buku bahasa Jawa dibaca oleh orang Belanda.
“Hari Minggu tanggal 1 Juni (2008) nanti, Eyang telah terima email dari Prof. DR. George Quinn dari Australian National University, Canberra, yang merencanakan akan bertamu di rumah Eyang (Rungkut Asri, Surabaya). Antara lain untuk mendapatkan buku-buku bahasa Jawa yang baru. Jadi buku bahasa Jawa juga dibaca di Australia.
“Lalu, tahun 2006 Eyang ketamuan Prof. Jim Siegel, dari Cornell University (Amerika Serikat). Ketika pulang saya titipi buku bahasa Jawa Donyané Wong Culika dan Lelakoné Si Lan Man. Tanggal 24 Maret 2007, Eyang terima surat dari Ben Abel, atas nama John M.Echols Collection on Southeast Asia, Cornell University, bahwa dua judul buku yang dititipkan pada Prof. Jim Siegel telah diterima. Dengan tambahan dua judul buku tadi karangan Eyang yang dikoleksi oleh Cornell University ada 23 judul. Jadi, buku bahasa Jawa juga sudah, sedang dan akan dibaca di Amerika Serikat.”
Begitulah antara lain percakapan saya dengan cucuku di telepon waktu itu.
Maaf, saya orang Jawa tidak begitu tahu tentang Kejawaan itu apa. setelah membaca tulisan Bapak, saya jadi tertarik dengan bahasa Ibu saya. bahasa Ibu saya telah berlayar ke mana-mana. sebagai perkenalan kiranya Bapak sudi berkunjung ke blog saya dan berkenan memberikan komentar: www.herueksis.blogspot.com
maaf, saya orang jawa yang kurang begitu paham dengan kejawaan itu apa. setelah membaca tulisan Bapak, saya jadi tertarik tentang bahasa Ibu saya yang telah berlayar ke mana-mana. Amerika? semoga bahasa Ibu saya tidak kedingan di sana. tebal telinganya dari ocehan burung yang suka igauan tentang konspirasi, sehingga bahasa Ibu saya sering SMS tentang keadaannya di sana. semoga bahasa Ibu saya tidak sekadar melancong layaknya para turis yang singgah melihat matahari terbit atau berjemur di tepi pantai dan keesokan harinya pulang ke rumah Ibu saya. Ah...terasa menggelikan. jika dapat SMS dari bahasa Ibu saya, semoga Bapak berkenan selalu menuliskan di blog! Sebagai perkenalan kiranya Bapak berkenan mengunjungi blog saya: www.herueksis.blogspot.com