From: Osa Kurniawan Ilham
Selamat malam Pak Suparto Brata,
Bersama ini saya memperkenalkan diri. Nama saya Osa Kurniawan Ilham, lulusan dari ITS Surabaya dan sekarang bekerja di Balikpapan Kalimantan Timur. Saya juga penulis buku Proklamasi: Sebuah Rekonstruksi yang baru saja diterbitkan bulan Juni lalu.
Pak Suparto Brata, saya adalah pembaca blog Bapak. Dulu, waktu masih kecil saya membaca tulisan-tulisan Bapak di Majalah Joyoboyo atau Penyebar Semangat yang sering dibeli oleh ayah saya di Kediri.
Selain bekerja di bidang teknik, saya punya ketertarikan terhadap bidang sejarah. Karena itu tulisan-tulisan Bapak mengenai Surabaya 1945 sangat menarik perhatian saya dan menjadi salah satu referensi untuk penelitian saya tentang Pertempuran Surabaya 1945.
Pak Suparto, saya mempunyai foto (terlampir) tentang konvoi Bung Karno yang duduk di atas kap mobil yang sedang berlari kencang. Ada yang bilang bahwa itu foto Bung Karno saat mengunjungi Surabaya di akhir Oktober 1945. Tapi saya masih ragu dengan keterangan tersebut karena:
1. Benarkah Bung Karno berkonvoi di atas kap mobil di tengah-tengah suasana pertempuran yang sedang bergolak? 2. Apakah Surabaya sudah mempunyai prajurit pasukan pengawal Presiden seperti yang ditunjukkan di foto? 3. Benarkah foto ini diambil di Surabaya? Siapakah perwira yang duduk di kap mobil di samping Bung Karno tersebut?
Apakah Pak Yasin?
Saya menanyakan hal ini kepada Pak Suparto Brata, siapa tahu Bapak memiliki pengetahuan terhadap foto ini dan peristiwa yang menjadi latar belakangnya.
Demikian Pak, terima kasih banyak atas kesediaan Bapak menanggapi email ini. Semoga Bapak selalu dikaruniai kesehatan sehingga bisa terus menulis untuk menjadi pengetahuan bagi kami yang muda-muda ini.
Salam,
Osa Kurniawan Ilham
2013/9/19 Suparto Brata
Mas Osa yth,
Betul kecurigaan Mas Osa. Saya juga curiga seperti itu. Kalau itu foto Oktober 1945 di Surabaya, apakah kita sudah punya pengawal presiden seperti itu? Sebab kehadiran Bung Karno 29-30 Oktober 1945 di Surabaya sedang gencarnya orang-orang Surabaya mengepung tempat-tempat yang diduduki oleh pasukan Mallaby. Kedatangan Bung Karno memang diminta oleh pihak Inggris (Mallaby) yang sudah terkepung. Karena itu waktu dikabarkan bahwa Bung Karno akan mendarat Bung Tomo memerintahkan kalau yang mendarat bukan Bung Karno harap ditembak mati saja. Dan ternyata yang dating Bung Karno bersama Bung Hatta dan Amir Syarifuddin (menteri penerangan). Dari lapangan terbang Perak, langsung dimasukkan mobil deengan bendera merah-putih, menyeberang kota dalam hujan peluru menuju ke rumah Residen Sudirman (di daerah Pacarkeling, timur kota). Tidak mungkin membawa mobilnya seperti di gambar. Setelah mengatur siasat di rumah Residen Sudirman, lalu berunding dengan Mallaby di rumah dinas residen (sekarang namanya Grahadi). Masih dalam ketegangan. Di Grahadi diumumkan cease fire (gencatan senjata). Tapi bagaimana menyiarkannya? Sebab studio radio Surabaya (jalan Simpang) sudah hancur dibakar pejuang Surabaya 28 Oktober. Maka diumumkan lewat radio pemberontakan rakyat Surabaya (radionya Bung Tomo) di Jalan Mawar 10 (Mallaby juga ikut ke sana). Namun pengumuman lewat radio pun tidak efektif sebab zaman itu orang yang punya radio tidak banyak. Pejuwang Surabaya pasti sedang berjuang mengepung pasukan Inggris di tempat-tempat yang tersisa, tidak mungkin mendengarkan radio. Jadi suasananya masih sangat tegang. Tidak mungkin Bung Karno bias santai seperti di foto. Lalu siapa di kap mobil bersama Bung Karno saya pun tidak kenal. Tapi yang punya senjata dan alat perang hari itu memang Polisi Istimewa Pak Jasin. Juga yang mbembakar Radio Surabaya ya anak buahnya Pak Jasin (Suwito dan 2 orang temannya, saya punya naskah ketikan Suwito). Gambar Pak Jasin zaman itu belum banyak dikenal umum, juga belum saya kenal. Saya ketemu Pak Jasin di rumahnya di Jakarta 1986, sudah pension. Jadi juga tidak tahu itu foto siapa. Dan melihat suasana foto tadi, yang mengantar wajah-wajahnya cerita, dan orang biasa (bukan anggota delegasi). Mestinya 29 Oktober 1945 Bung Karno dikerubungi anggota delegasi. Seperti terlihat foto 30 Oktober sore hari sesudah perundingan di Kantor Gubernur, konvoi mobil mau berangkat ke Jembatan Merah, jelas yang duduk di kap mobil Dr.Sugiri. (meskipun zaman itu sama dengan Pak Jasin, foto-foto wajah pejuang belum popular) namun foto-foto Pak Dr.Sugiri yang tubuhnya pendek, sudah sering saya lihat dan kenali. Begitu yang bias saya jawabkan, Mas Osa. Sama. Saya juga tidak bias terka foto itu kapan dan di mana dan siapa. Maaf.
Hormat saya, Suparto Brata.
From: Osa Kurniawan Ilham
To: sbrata@yahoo.com
Sent: Thursday, September 19, 2013 9:01 PM
Subject: Fwd: Fwd: Pertanyaan mengenai Surabaya 1945
Pak Suparto Brata Yang Terhormat,
Sungguh sebuah kehormatan bagi saya mendapat balasan email dari Bapak. Terima kasih atas komentar bapak yang sangat berguna ini. Saya membaca sebuah fakta bahwa memang Bung Karno melakukan konvoi untuk menemui para pemimpin laskar di front tapi tidak dengan berdiri di atas kap. Di salah satu front mobilnya sempat dicegat Soemarsono yang menyatakan keberatan dengan adamya gencatan senjata. Apakah Pak Suparto bisa mengkonfirmasi kebenaran cerita di atas?
Sekali lagi terima kasih banyak Pak Suparto Brata.
Salam,
Osa Kurniawan Ilham
0 comments to " "