Srawungku Karo Sastra Jawa

Home » » Gadis Tangsi

Gadis Tangsi

Gadis Tangsi (Penerbit Buku Kompas, 374 halaman)
INDAH KARENA KEMANUSIAANNYA




Mendadak Kagum.

Bingung. Harus dimulai dari mana. Yang jelas semua terkesan mendadak. Seperti jatuh begitu saja.

Ya, memang demikianlah jika saya mendadak kagum kepada Bapak. Ke-mendadak-an ini muncul ketika saya selesai menghabiskan “Gadis Tangsi”. Novel yang sangat indah. Bukan karena keindahan bahasa ataupun kata-katanya. Namun indah karena kemanusiaan.

Rupanya tak berlebihan jika saya mengutip apa yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer: “Keindahan itu terletak pada kemanusiaan…. Bukan dalam mengutak-utik bahasa….”.

Bagi saya, “Gadis Tangsi” merupakan konplik kemanusiaan yang komplit. Membacanya saya seperti berkenalan, bertatap muka langsung, dengan Teyi, Raminem, Keminik, Parasi dan lainnya. Sungguh saya seperti berada di lingkungan Tangsi.

Karena hidup adalah yang absurd. Jika tidak berlebihan maka saya juga memaknai kekaguman saya juga sebagai hal yang absurd. Seperti pada judul di atas: Semua terkesan mendadak.

Hanya inilah yang mampu saya tuliskan untuk Bapak Suparto. Sengaja saya tulis, lalu saya kirimkan dalam bentuk surat. Karena saya ingin surat pertama (yang saya kirimkan) dalam seumur hidupku ini terkirim buat orang besar yang saya kagumi, secara mendadak.

Terima kasih atas kesudiannya membaca tulisan ini. Dan saya harap, saya mendapatkan balasan surat dari orang yang kukagumi. Ya, saya akan menunggu surat balasan “pertama” seumur hidup saya ini. He he he…..!


Surabaya, 10 September 2007
RUDI, Balong Sari 6K/16
Surabaya 60186

Tags:

0 comments to "Gadis Tangsi"

Leave a comment