Pakdhe
Karwo, Gubernur Jawa Timur, selalu teringat cerita Kadurakan Ing Kidul Dringu ini ketika dibacanya sebagai cerita
bersambung di majalah Panjebar Semangat tahun 1964. Waktu memperingati hari
lahir Pancasila 1 Juni 2011 di Balai Pemuda Surabaya, Pakdhe Karwo mengumpulkan
seluruh komponen pendidikan di Surabaya, yakni para Rektor, Dosen, mahasiswa
perguruan tinggi di Surabaya untuk memantapkan bahwa Pancasila harus dihayati
sebagai tiang budaya kehidupan bangsa Indonesia, para pakar pendidikan dan
hadirin disuruh menanggapi ikut naik podium. Dan oleh Ketua Paguyuban Pengarang
Sastra Jawa Surabaya (PPSJS), Drs.Bonari Nabonenar Pak Suparto Brata supaya
naik podium untuk memberi tanggapan, begitu Suparto Brata naik podium Pakdhe
Karwo menyambutnya dengan santun, seraya berucap, “Kula inggih sampun maos cariyos Kadurakan Ing Kidul Dringu saking
majalah PS”. Padahal ya baru saat itu Pakdhe Karwo bertemu dengan Pak
Suparto Brata. Masih ingat ceritanya, masih ingat nama pengarangnya! Sangat
berkesan dengan cerita Kadurakan Ing
Kidul Dringu yang dimuat bersambung di majalah Panjebar Semangat 1964.
Kadurakan Ing Kidul Dringu adalah
wiracerita atau epos, yakni cerita kepahlawanan dalam kancah peperangan. Ketika
Belanda mengadakan agresi I menyerbu daerah Republik Indonesia bulan Juli 1947,
banyak kota di Jawa Timur diduduki oleh tentara Belanda. Bangsa Indonesia
apapun pekerjaannya di kota-kota yang diserbu pasukan Belanda, pada melarikan
diri mengungsi keluar dari kotanya. Bukan hanya pemuda pejuangnya, juga ada
yang membawa semua keluarganya. Tidak mau dijajah oleh Belanda. Para pemudanya
mengungsi bukan saja menyelamatkan diri dari penyerbuan tentara Belanda, di
dusun pengungsian mereka mengadakan kelompok perlawanan, malam hari mengadakan
serangan bergerilya mengganggu ketertiban malam kota yang diduduki oleh tentara
Belanda. Nah, seorang pemuda bernama Dulmanan pada suatu serangan malam ke kota
terkena tembak peluru musuh perutnya. Tidak mati, tapi juga tidak hidup. Tidak
sadar, tetapi selalu mengigau berkeluh-kesah atas sakitnya kena peluru. Dibawa
ke desa pengungsian. Mau diapakan? Di sana jauh dokter. Paling ada dukun, tapi
tidak bisa mengeluarkan peluru dari perut Dulmanan. Keluh kesahnya yang
mendesis-desis tanpa henti membuat desa jadi resah. Harus dihentikan, tapi
bagaimana? Akhirnya dengan melalui musyawarah para pemuda pejuang, diputuskan
menyelesaikan masalah kerisauan mendengarkan desis keluhan orang yang terluka
tembak tadi. Penyelesaian masalah dilaksanakan, tetapi ternyata tidak
menyelesaikan masalah, melainkan menimbulkan masalah baru yang kian
berlarut-larut. Cerita yang lain daripada yang kebanyakan!
Pernah
mendengar legenda Nyai Dasima? Pada zaman Hindia Belanda dahulu legenda Nyai
Dasima sangat populer, menceritakan kehidupan perempuan pribumi Indonesia yang
dijadikan ‘nyai’ atau ‘perempuan piaraan orang asing’ alias
gundik yang dipiara orang Belanda. Diceritakan bagaimana perempuan Indonesia
(Jawa) itu diperlakukan seperti itu, namun dia tabah melakoni hidup dan tetap
memberikan tauladan yang baik sebagai seorang ibu. Legenda Nyai Dasima begitu
masyur karena diterbitkan jadi buku, dan juga difilmkan, diproduksi
sebagai film Jawa. Nah, buku Jemini ini
juga berkisah tentang nasib perempuan Jawa yang dimunci atau dijadikan nyai,
bukan saja oleh bangsa Belanda tetapi juga oleh bangsa Jawa sendiri yang jadi
pejabat. Buku Jemini bukan hanya bercerita tentang nasib Jemini saja, melainkan
juga berkisah tentang kehidupan keluarga Jawa yang bekerja sebagai prajurit
Kumpeni. Hidup bersama anak-istri, ditempatkan di tangsi bersama keluarga
prajurit lainnya, tiap kali atau tiap waktu bisa dipindah-pindah. Jemini salah
seorang bocah perempuan kelahiran tangsi. Selanjutnya dibesarkan juga ikut
orangtuanya, yang berpindah-pindah dari tangsi ke tangsi, dari kota ke kota
lain. Pendidikannya tak terurus. Sejak kecil Jemini sudah kentara nakalnya,
melebihi kenakalan anak-anak lain. Tidak mau hidup seperti jamaknya bocah
tangsi. Namun menginjak remaja dipaksa dikawinkan dengan prajurit Jawa tangsi
di tempatnya. Tidak mau. Malam pengantinan dia lari. Lanjutnya dia mau dimunci
oleh prajurit Jawa tangsi yang berpangkat. Berbahagiakah dia? Dan apa hubungan
Jemini dengan bangsa Belanda? Itulah perjuangan seorang perempuan tangsi
Jemini.
Kelangan Satang merupakan
trilogi cerita seri Wiradi. Tokoh Wiradi muncul pertama bersamaan dengan
pertama kalinya Suparto Brata menulis cerita dalam bahasa Jawa. Yaitu ketika
tertarik dengan lomba menulis cerita bersambung (novel) di majalah Panjebar
Semangat tahun 1958. Ia mengirimkan karangannya berjudul Kaum Republik. Ternyata menang nomer satu, mengalahkan pengarang
terpopuler waktu itu Any Asmara (mendapat hadiah nomer 3 dengan cerita judul Putri Tirtagangga), dan Basoeki Rachmat
(dengan nama samaran Andanawarih mendapat hadiah nomer 2 dengan cerita judul Mungsuh Sandi). Ketika cerita Kaum Republik dimuat bersambung di
majalah Panjebar Semangat mulai 23 Januari 1960, oleh redaksi judulnya diganti Djiwa Republik. Dengan judul tadi
Suparto Brata kurang setuju, sebab tokoh Wiradi yang ikut berjuang bergerilya
zaman Perang Kemerdekaan Indonesia di Solo 1948 merupakan karakter yang lemah,
ragu-ragu, tidak tegas. Bukan begitu Jiwa Republik Indonesia. Pengarang memilih
orang berkarakter lemah Wiradi dijadikan tokoh dalam cerita triloginya Kelangan Satang, karena karakter tadi
tercipta akibat pendidikan dari Ibunya. Ibunya selalu mencacat anak sulungnya
(Wiradi), tidak dipercaya, kalah mendapat kasih-sayang dibanding-bandingkan
dengan adik-adik Wiradi. Suatu pengingatan bahwa peranan seorang Ibu penting
sekali mengukir karakter puteranya.
Pada
cerita Kelangan Satang yang merupakan
sindiran dari orang berperahu tetapi tidak memiliki dayung ( = satang, welah ), tokoh Wiradi hidup dengan penuh keraguan,
mengalami hidup di Surabaya yang banyak penyakit kemasyarakatan (pelacuran) di
Kota Buaya itu.
Buku
bisa dipesan pada Penerbit Narasi, Jl. Cempaka Putih no. 8, Deresan CT, X,
Kejayan, Yogyakarta 55283, Telp: (0274)555939, 556043, Fax (0274)546043.
Harga
buku ditambah ongkos kirim.
It's not my first time to pay a visit this website, i am visiting this website dailly and get good facts from here every day.
Take a look at my site: laser cellulite treatment
aq mau beli novel yg berjudul jemini tu gmn ya cranya?
tlong email ke dewanto_87@yahoo.com
Saya pengen beli novel Kadurakan ing kidul Dringu caranya gimana??
tolong infonya, sms ke 085728200516
Saya pengen beli novel Kadurakan ing kidul Dringu caranya gimana??
tolong infonya, sms ke 08974926949
saya ingin membeli novel bahasa jawa karangan suparto brata, bgm caranya? mohon jawab email saya mumtaz.zaky@yahoo.co.id
saya mau beli buku yg judulnya "Kadurakan Ing Kidul Dringu" gmna?? ini email saya perwitasari_ayu@ymail.com #tolng yah ini ngejar waktu mau dikumpulkan
cara pesannya gimana yya ??
mohon balas 089663665646
aq pingin beli ketiganya.. tolong sms ke sini : 085755997333
gmn caranya?
ada softcopy nya???